BCA Kumpulkan Laba Bersih Rp 16,8 triliun

Jakarta – PT Bank Central Asia Tbk (IDX: BBCA) dan entitas anak melaporkan kinerja keuangan konsolidasi sepanjang sembilan bulan pertama yang berakhir pada 30 September 2017, dengan raihan Laba bersih meningkat 11,3% menjadi Rp 16,8 triliun dari Rp 15,1 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Demikian bunyi keterangan resmi perseroan yang terdaftar di bursa dengan kode BBCA yang disampaikan oleh Sekretaris Perusahaan Jan Hendra, kepada INVENTORI, di Jakarta, Rabu (01/11/2017).

“Pendapatan operasional yang terdiri dari pendapatan bunga bersih dan pendapatan operasional lainnya juga meningkat 5,2% menjadi Rp 41,7 triliun pada sembilan bulan pertama tahun 2017, dibandingkan Rp 39,7 triliun pada sembilan bulan pertama tahun 2016,” ujarnya.

Sementara itu Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, BCA juga membukukan pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga di tengah kondisi bisnis sektor perbankan yang belum sepenuhnya pulih.

“Pertumbuhan tersebut ditopang oleh layanan berkualitas kepada nasabah, berbagai event promosi serta penawaran suku bunga kredit yang kompetitif sekaligus penyediaan solusi perbankan yang komprehensif. Manajemen risiko yang prudent juga merupakan bagian penting dalam upaya mempertahankan pertumbuhan laba yang positif,” ungkap Jahja Setiaatmadja.

Outstanding portofolio kredit mencapai Rp 440 triliun pada akhir September 2017, naik 13,9% YoY, didorong oleh segmen korporasi dan konsumer.

Kredit korporasi berkontribusi sebesar Rp 161,5 triliun terhadap total, tumbuh 21,2% dibandingkan periode yang sama tahun 2016. Kredit konsumer tercatat sebesar Rp 128,3 triliun, meningkat 20,6% YoY. Pada portofolio kredit konsumer, Kredit Pemilikan Rumah (KPR) tumbuh sebesar 26,8% YoY menjadi Rp 78,8 triliun, berkat penawaran produk dengan struktur tertentu dan tingkat suku bunga yang kompetitif. Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) dan kartu kredit masing-masing meningkat 11,4% YoY menjadi Rp 38,5 triliun dan 13,4% YoY menjadi Rp 11,0 triliun. Kredit komersial & UKM tercatat sebesar Rp 150,0 triliun, meningkat 2,4% YoY.

Baca Juga :   e-FLPP Masuk Top 99 Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2018

Rasio kredit bermasalah (NPL) BCA berada pada level 1,5% pada akhir September 2017. Total cadangan kredit tercatat sebesar Rp 12,8 triliun, meningkat 13,6% dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya. Rasio cadangan terhadap kredit bermasalah tercatat sebesar 190,8%. Sementara itu, BCA mempertahankan posisi likuiditas dan permodalan yang sehat. Rasio kredit terhadap pendanaan (LFR) tercatat sebesar 74,7% dan rasio kecukupan modal (CAR) mencapai 23,6%.

Dana pihak ketiga meningkat 16,5% YoY menjadi Rp 574,4 triliun pada akhir September 2017, ditopang oleh dana deposito yang tumbuh sebesar 36,0% YoY menjadi Rp 146,4 triliun. Dana giro dan tabungan (CASA) merupakan komposisi terbesar yaitu 74,5% terhadap total dana pihak ketiga. Dana CASA tumbuh 11,0% YoY menjadi Rp 428,0 triliun pada akhir periode pelaporan. Di dalam komposisi CASA, dana giro tumbuh 14,7% YoY menjadi Rp 144,7 triliun, sedangkan dana tabungan meningkat 9,3% YoY menjadi Rp 283,3 triliun.

“Kami mempertahankan posisi yang kokoh dalam bisnis inti perbankan transaksi dan penyaluran kredit. BCA senantiasa menyediakan sistem transaksi yang aman, terpercaya dan nyaman untuk melayani basis nasabah yang besar. BCA juga berupaya menjaga portofolio kredit yang terdiversifikasi dan sehat, sekaligus mempertahankan posisi likuiditas dan permodalan yang solid. Kedepannya, BCA akan tetap berhati-hati dan mempertahankan pendekatan bisnis secara prudent,” tutup Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur BCA. (ferry)