Jejak Motivator, Sang Manajer Bhayangkara FC

INVENTORI.CO.ID – JAKARTA – Dalam pentas sepak bola nasional, nama Bhayangkara FC yang merupakan klub besutan Polri di bawah naungan Kakorlantas Polri Irjen Royke Lumowa sebagai CEO yang menorehkan prestasi apik. Meski masih menjadi klub baru yang berdiri tahun 2015, namun saat ini bisa melesat memimpin klasemen. Adalah sosok AKBP Sumardji sebagai Manajer Bhayangkara FC yang turut memberi kontribusi sebagai motivator ulung.

Kakorlantas Polri Irjen Royke Lumowa (tengah berkacamata) sebagai CEO Bhayangkara FC didampingi Dirlantas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Halim Pagarra

Bila menyaksikan selama laga pertandingan Bhayangkara FC, senantiasa ada  teriakan keras sebagai penyemangat sekaligus arahan dari mulut AKBP Sumardji. Sosoknya begitu berpengaruh kepada pemain yang seluruhnya menjadi anggota Polri. “Itu karakter saya. Saya ingin memberi semangat ke pemain,” sebutnya.

Ketika Bhayngkara FC terbentuk pada 2015, ia ditugaskan sebagai manajer klub. “Pimpinan menunjuk saya menjadi manager, saya pun tidak tahu apa pertimbangan pimpinan, pada saat itu saya masih di pusdib Surabaya. Saat itu masih bernama Bhayangkara Surabaya United yang kemudian di ganti nama menjadi Bayangkhara FC sampai dengan sekarang,” urainya kepada INVENTORI saat ditemui di lantai 2 Gedung Biru Ditlantas Polda Metro Jaya dalam keseharian tugasnya sebagai Kasubdit Regident.

Bicara sepak bola sendiri, dirinya mengaku, bukanlah sebagai olahragawan atau atlet sepak bola. Hanya saja sejak belia sudah cinta serta suka dengan olah raga satu ini. “Kembali lagi mengenang pada saat waktu kecil yang dari TK sampai dengan SMA olahraga di kampung itu ya adanya hanya olahraga sepak bola. Luar biasanya lagi di kampung itu bisa bermain sepak bola di lapangan, jalan raya dan di tengah sawah itu yang menjadi pengalaman saya yang luar biasa,” ceritanya sambil tersenyum.

Baca Juga :   Gandeng Jerman, PSSI Berupaya Kembangkan Persepakbolaan Tanah Air

Untuk itu, kecintaannya dalam sepak bola yang akan selalu kembangkan bersama klub Bayangkhara FC yang kini bermarkas di stadion Patriot, Bekasi yang berkapasitas sekitar 30 ribu orang. “Saya akan terus mengembangkan klub ini. Ditambah lagi arahan Bapak Presiden karena vakumnya sepak bola di Indonesia, diminta oleh bapak Presiden agar diaktifkan kembali sepak bola, maka dari itu ada PS TNI dan PS Polri,” urai mantan Kasubdit Ditlantas Polda Jawa Timur ini.

Dirinya meski bangga namun tak mau larut sesumbar dengan raihan Bhayangkara FC yang kini bertengger pada posisi teratas Liga 1. “Untuk sementara klub Bayangkhara masih di peringkat pertama, mudah – mudahan di tahun ini klub Bayangkhara FC bisa menjadi juara,” tuturnya.

Manajer Klub Bahayangkara FC/ foto : istimewa

“Karena peluang cukup besar sudah di depan mata, tinggal beberapa pertandingan lagi bisa menjadi juara. Disisa pertandingan yang ada mudah – mudahan bisa di pertahankan untuk tetap menjadi juara di tahun ini. Kompleks permasalahan yang kami hadapi adalah, dikarenakan seluruh pemain ialah polisi yang masih muda. Sehingga satu sisi perubahan orang umum yang terjadi, di satu sisi mereka seorang polisi dan disisi lain mereka juga atlet di keluarga polisi. Segala sesuatu yang kami lakukan agak sulit dalam bertindak, akan dididik secara keras atau secara halus,” dia menambahkan.

Seperti diketahui, dalam Liga 1 klasemen sepak bola, klub Bhayangkara FC menorehkan prestasi. Hingga pekan ke-28, klub berjuluk ‘The Guardian’ ini masih bertengger pada posisi teratas, sehingga favorit menjadi juara. Pada Minggu, 8 Oktober lalu Bhayangkara FC menggilas Persiba Balikpapan dengan skor 3-2.

Mejadi urutan pertama dalam klasemen, Bhyangkara unggul empat angka dari Bali United yang berada di posisi kedua. Rivalitas kedua klub kian memanas memasuki periode akhir kompetisi kasta elite. Setidaknya ada enam sisa pertandingan. Di mana, terselip tiga laga penentu buat Bhayangkara FC untuk bisa mengunci gelar Liga 1, yakni saat berjumpa Barito Putera, PSM Makassar, dan Madura United. Dua klub disebut terakhir saat ini jadi pesaing di jajaran papan atas.

Baca Juga :   SEA Games 2023: Garuda Nusantara Cukur Myanmar 5 Gol Tanpa Balas

Klub ini meski lahir tahun 2015, sebelumnya bernama Persikubar Kutai Barat, Persebaya DU, Persebaya United, Bonek FC, Surabaya United, Bhayangkara Surabaya United. Baru kemudian, pada pada 12 April 2016 bernama Bhayangkara FC sebagai hasil merger dari Surabaya United dengan PS Polri sebagai salah satu tim yang mengikuti Piala Bhayangkara 2016. Awalnya Bhayangkara FC bernama Bhayangkara Surabaya United, tapi kemudian berubah menjadi Bhayangkara FC pada 1 September 2016.

Bhayangkara FC sendiri launching tim tanggal 24 April 2016, dalam ajang pertandingan Trofeo Kapolda Jatim dengan mengundang Madura United FC dan Deltras Sidoarjo untuk memeriahkannya. Kala itu, tim ini menjadi juara trofeo setelah mengalahkan Deltras Sidoarjo 4-0.

Klub ini akan mengikuti kompetisi Indonesia Soccer Championship (ISC) A 2016 dengan torehan cukup apik, yakni bertengger di posisi ketujuh. Total raihan perolehan 54 poin, terpaut 14 poin dari Persipura yang menjadi juara. Dan, kini melesat sebagai juara unggulan dalam kompetisi Liga 1.

Ciri khas kesebelasan ini, yakni mayoritas tim berasal dari kalangan anggota Polri yang bertugas di Direktorat Lalu Lintas Polda Jatim. Setidaknya ada 27 pemain Bhayangkara FC yang menjalani pendidikan di Sekolah Polisi Negara (SPN) sejak 2016-2017 resmi jadi Anggota Kepolisian Republik Indonesia (Polri). (Febrian Osido/Ferry Nainggolan/Nap)