Pameran Industri Farmasi, Kosmetik Dan Jamu Resmi di Buka Menteri Perindustrian

Jakarta, inventori.co.id -Penyelenggaraan Pameran Industri Farmasi, Kosmetik Dan Jamu yang Di adakan Kementerian Perindusterian salasa (10/7/2018), resmi Di Buka oleh Menteri Perindusterian Airlangga Hartanto. Industri ini Berkembang Untuk menyokong perkembangan Produk Industri national.

Menteri Perindusterian Airlangga Hartanto berpose bersama saat melakukan tinjauannya ke stand pameran.

Dalam sambutannya, Menteri Perindusterian Airlangga Hartanto menyampaikan, “Saya menyambut Baik kegiatan pameran ini, karena mempunyai arti yang sangat penting sebagai ajang promisi dan penyebaran informasi atas berbagai produk farmasi, kosmetik dan jamu yang dihasilkan oleh industri dalam negeri, Sehingga diharapkan masyarakat dapat memahami perkembangan Industri dalam negeri.” Ucapnya.

Menteri Perindusterian Airlangga Hartanto mengatakan,  Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian diharapkan dapat mendorong pertumbuhan industri nasional, baik skala besar maupun skala kecil dan menengah. Undang-undang ini menurunkan Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2015 tentang Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional Tahun 2015-2035 (RIPIN), dimana industri farmasi dan kosmetik termasuk industri obat tradisional (jamu) menjadi salah satu Industri Andalan, yaitu industri prioritas yang berperan besar sebagai penggerak utama (prime mover) perekonomian di masa yang akan datang.

Pemukulan Gong oleh Menteri Perindusterian Airlangga Hartanto sebagai momentum pembukaan acara pameran.

Menurutnya, Pasar farmasi, kosmetik dan jamu di Indonesia merupakan salah satu pasar yang cukup besar dan menjanjikan bagi produsen seiring dengan meningkatnya jumlah populasi penduduk. Seiring dengan perkembangan zaman, industri kosmetik juga berinovasi pada produk kosmetik untuk pria dan anak, tidak hanya menyasar kaum wanita saja. Selain itu, adanya tren masyarakat untuk kembali ke alam (back to nature) membuka peluang bagi produk jamu dan kosmetik berbahan alami seperti produk-produk spa yang berasal dari Bali. Produk-produk spa ini cukup diminati oleh wisatawan luar negeri, dengan branding yang baik diharapkan produk kosmetik nasional dapat mencapai kesuksesan seperti halnya produk-produk kosmetik dari luar.

Baca Juga :   Demi Peternak, Bulog Buka Impor 150 Ribu Jagung

Selain itu dari aspek bahan baku, Indonesia unggul dengan keanekaragaman hayati baik yang berasal dari darat maupun laut. Beberapa belum banyak dikembangkan seperti ganggang laut, marine collagen yang potensial untuk dikembangkan di pasar lokal dan global. Oleh karena itu, sinergi Riset dan Pengembangan (RnD) di industri farmasi dan kosmetik menjadi strategis antara pelaku usaha (industri), lembaga riset dan universitas.

Penyambutan Pembukaan Pameran Industri Farmasi, Kosmetik Dan Jamu Dengan Tarian Bali.

Airlangga menjelaskan, Data BPS yang baru dirilis tahun 2018, sektor industri memberikan kontribusi kepada PDB sebesar 20,16 persen dari PDB Nasional 2017 sebesar Rp 13,588 Triliun atau tumbuh 5,07 persen. Industri farmasi, produk obat kimia dan obat tradisional tumbuh sebesar 6,85 persen dan memberikan kontribusi sebesar 0,48 persen pada tahun 2017. Sedangkan, industri bahan kimia dan barang kimia termasuk didalamnya industri kosmetik dan bahan kosmetik mengalami pertumbuhan sebesar 3,48 persen dengan kontribusinya terhadap PDB sebesar 1,25 persen pada tahun yang sama, jelasnya.

Memasuki era industri 4.0, merupakan era transformasi digital yang akan menciptakan nilai tambah baru dalam industri farmasi dan kosmetik. Pemanfaatan teknologi dan kecerdasan digital mulai dari proses produksi dan distribusi ke tingkat konsumen (e-commerce) memberikan peluang baru guna dapat meningkatkan daya saing industri farmasi dan kosmetik dengan adanya perubahan selera konsumen dan perubahan gaya hidup.

(Minggus)