Penjualan Obat Keras Ilegal Berhasil Di Ungkap Tim Gabungan.

Padalarang, inventori – Tim Gabungan yang terdiri dari Tim Intel Korem 062/TN, Deninteldam III/Siliwangi dan Unit Intel Kodim 0609/Kab. Bandung dan Bhabinkamtibmas berhasil mengungkap penjualan obat keras tanpa resep Dokter (Ilegal) di Pasar Curug Agung Desa/Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung Barat belum lama ini.

Kronologi pengungkapan diawali dari laporan masyarakat tentang aktivitas yang mencurigakan disalah satu kios diwilayahnya, dari laporan tersebut Tim gabungan melaksanakan brefing singkat untuk melaksanakan analisa tugas dan analisa sasaran dalam mengambil langkah – langkah dan keputusan yang tepat agar keputusan yang diambil tidak salah serta tidak mengorbankan salah satu anggotanya.

Dantim Intel Korem 062/TN Kapten Inf Arif As’ari di Markas Koramil 0923/Padalarang mengatakan, pengungkapan penjualan obat keras tanpa resep Dokter ini atas dasar pengaduan dari masyarakat setempat.

Barang bukti yang diamankan diantaranya 1 unit motor saksi jenis Suzuki Satria FU Nopol 4174 UBQ, empat buah Telepon genggam (HP) dan obat -obat keras yang sudah dihitung sementara berjumlah 38.688 butir dengan rincian, INF 3.000 butir, NEO 6.536, DBL L 13.862 butir, DMP 3.000 butir, DMP NOVA 490 butir, XIMER 6.000 butir, Tramadol Kapsul 2.500 butir, Tramadol Tablet 2.600 butir, HOLY 700 butir dan delapan orang diamankan satu sebagai pemilik toko, 3orang sebagai penjual, dua orang sebagai pembeli dari dua orang sebagai saksi.

Danramil 0923/Padalarang Mayor Chb Daya Bakir menyampaikan ucapan terima kasih kepada Tim Elang yang terdiri dari Tim Intel Rem 062/TN, Deninteldam III/Siliwangi, Unit Inteldim 0609/Kabupaten Bandung atas kinerjanya dapat mengungkap penjualan obat keras tanpa resep ini.

“ Pelaku ini merupakan penjual nakal, kita sudah pernah menyampaikan dan sudah disarankan agar mengurus surat ijin. Ini merupakan suatu keberhasilan bagi Tim Elang bisa mengungkap peredaran obat illegal tersebut apabila dibiarkan bisa mengakibatkan anak -anak usia sekolah hancur “’ jelasnya.

Baca Juga :   Bakamla RI - ITS Teken MoU Penguatan Poros Maritim

Kapolsek Padalarang Kompol Djoko menyampaikan, apresiasinya kepada seluruh tim yang mendukung tugas-tugas kepolisan.

“Saya baru tujuh bulan ditugaskan ditempat ini, dan ini merupakan bentuk sinergisitas yang baik antara Polri dan TNI dalam memantau peredaran obat-obatan sehingga kedepan akan lebih ditingkatkan lagi “, ujarnya
Kepala Seksi ke Farmasian, Kosmetik dan Obat-obatan Dinkes KBB Rendra Gustiawan mengatakan, bentuk sinergitas aparat kemanan dalam mengawasi peredaran obat keras dimasyarakat dan obat- obatan ini berlabel merah sangat membantu, artinya obat keras yang harus dibeli dengan memakai resep dari dokter dan harus dijual di Toko obat atau Apotek yang memiliki ijin.

“ Efek dari obat- obat tersebut dapat menyebabkan resistensi dan halusinasi, menyebabkan kerusakan sel- sel otak dan dapat mengakibatkan ketergantungan atau kecanduan. Apalagi obat jenis Ximer yang tergolong narkoba, Toko tersebut sudah kami datangi agar segera mengurus ijin tetapi tidak kunjung datang kepada kami. Menurut aturan toko tersebut harus ada ijin dan harus ada tenaga ke Farmasian dan harus dijual dengan resep Dokter”, ungkapnya.

Seluruh bukti yang diamankan dan para pelaku diserahkan ke Polsek Padalarang dan selanjutnya diserahkan ke Satnarkoba Polres Cimahi untuk diperoses lebih lanjut.

(Minggus/Dispenad)